.1.Daun mangga
(Mangifera indica L.)
Klasifikasi
:
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnopsida
Sub Kelas :
Rosidae
Ordo
: Sapindales
Famili
:
Arnacardiaceae
Genus
: Mangifera
Species
: Mangifera indica
KARAKTERISTIK
TUMBUHAN
Tumbuhan ini merupakan tumbuhan yang daunnya tidak
lengkap karena hanya terdiri dari tangkai (petiolus) dan helaian
daun (lamina) saja. Bangun daunnya memanjang, ujung daun meruncing, dan
pangkal daunnya tumpul. Tumbuhan ini memiliki daging daun kulit atau belulang
dengan tepi daun yang rata (integer).
Pada daun mangga, pertulangan daunnya menyirip (penninervis)
pada permukaan atas dan bawah daunnya berbingkul. Daun mangga berwarna hijau
tua pada bagian atas dan hijau muda pada bagian bawah.
Bangun daun mangga adalah jorong, ujung daunnya
meruncing namun untuk bagian pangkal daunnya runcing saja, tepi daunnya rata
tanpa gelombang. Daging daunnya tipis seperti kertas dan pertulangannya
menyirip, tulang daun pada daun mangga sangat jelas dan tebal mulai dari ibu
tulang daun hingga anak tulang daun. Permukaan daun bagian atas dan bawahnya
sama-sama licin. Untuk warna daunnya bagian atas daun berwarna hijau agak tua
disbanding bagian bawahnya.
2. Daun
talas ( Xanthosoma Roseum)
Klasifikasi
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Liliopsida
Ordo
: Arales
Famili
: Araceae
Genus
: Xanthosoma
Species
: Xanthosoma roseum
KARAKTERISTIK
TUMBUHAN
Daun talas juga merupakan daun yang lengkap karena terdiri dari pelepah daun (vagina),
tangkai daun (petiolus) dan helaian daunnya (lamina) lebar
dengan bangun daun yang berbentuk perisai, ujung daunnya tajam dan
pangkal daunnya tumpul (obtusus), dan tepi daunnya rata (integer).
Daging daun talas seperti kertas (papyraceus atau chartaceus), pertulangan daun menyirip (penninervis). Pada permukaan daun bagian atas terasa licin (laevis)
karena berselaput lilin. Warna daun talas pada bagian atas adalah hijau tua dan
hijau pucat pada bagian bawah.
3. Daun
pisang (Musa paradisiaca L.)
Klasifikasi
:
Divisi
:
Magnoliophyta
Kelas
: Liliopsida
Sub
kelas : Zingiberidae
Ordo
: Zingiberales
Famili
: Musaceae
Genus
: Musa
Spesies
: Musa paradisiaca
KARAKTERISTIK TUMBUHAN
Seperti halnya daun tebu dan daun
bambu, daun pisang juga merupakan daun
yang lengkap karena terdiri dari pelepah daun (vagina) yang
saling membalut dengan daun yang lain, tangkai daun (petiolus) dan
helaian daunnya (lamina) lebar dengan bangun daun yang berbentuk
jorong (ovalis atau ellipticus), ujung daun dan pangkal daunnya
tumpul (obtusus), dan tepi daunnya rata (integer).
Daging daun pisang seperti kertas (papyraceus atau chartaceus), pertulangan daun menyirip (penninervis). Pada permukaan daun bagian atas terasa licin (laevis)
karena berselaput lilin. Warna daun pisang pada bagian atas adalah hijau tua
dan hijau pucat pada bagian bawah, bangun daunnya jorong, ujung daunnya tumpul,
pangkal daun membulat, tepi daun rata.
Daun pisang (Musa acuminata)
merupakan jenis daun tunggal dan termasuk daun sempurna karena bagian daunnya
lengkap terdiri dari pelepah dauh, tangkai daun dan helaian daun. Daun pisang
memiliki ujung daun (apex folli) yang membulat, pangkal daun (basis folli) yang
berlekuk, tepi daun (margo folli) yang rata, bangun daun (circumscroipto) berupa
lanset, daging daun (intervenium) seperti kertas, pertulangan daun (nervatio)
yang menyirip, warna daun pada bagian atas berwarna hijau tua dan bagian
bawahnya berwarna hijau muda yang mengkilat, serta bagian bawahnya berselaput
lilin. Daun pisang termasuk daun lengkap.
4. Daun Jambu Air
Kingdom:
Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom:
Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super
Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi:
Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas:
Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
Sub Kelas:
Rosidae
Ordo:
Myrtales
Famili:
Myrtaceae (suku jambu-jambuan)
Genus:
Eugenia
Spesies: Eugenia
aquea
Tumbuhan ini berbentuk pohon, Batang
jelas terlihat, berkayu (lignosus), silindris, tegak, kulit kasar,
batang berwarna coklat kehitaman, percabangan simpodial. Arah tumbuh batang
tegak lurus. Arah tumbuh cabang condong keatas dan ada pula yang
mendatar.
Daun Eugenia aquea merupakan
daun tunggal tidak lengkap karena hanya memiliki tangkai daun (petiolus)
dan helaian daun (lamina), lazimnya disebut daun bertangkai. Daun
tunggal terletak berhadapan, bertangkai 0,5-1,5 cm. Helaian daun berbentuk
jorong, 7-25 x 2,5-16 cm. Daun bertulang menyirip, ibu tulang daun (costa),
tulang-tulang cabang (nervus lateralis) tampak jelas, dan urat-urat daun
(vena) terlihat jelas. Daging daun tipis seperti perkamen (perkamenteus),
permukaan daun gundul (glaber) dan memiliki daun dengan tepi rata. Ujung
daun membentuk sudut tumpul (obtusus). Pangkal daun tidak membentuk
sudut melainkan berlekuk. Tangkai daun berbentuk silindris dan tidak
menebal pada bagian pangkalnya.
Kingdom:
Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom:
Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super
Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi:
Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas:
Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
Sub Kelas:
Rosidae
Ordo:
Sapindales
Famili:
Anacardiaceae
Genus:
Anacardium
Spesies: Anacardium
occidentale L
Anacardium
occidentale, berbentuk pohon, berwarna coklat tua, batang berkayu (lignosus),
silindris, permukaan kasar, percabangan monopodial. Arah tumbuh batang tegak
lurus, arah tumbuh cabang ada yang condong ke atas dan ada yang mendatar.
Daun
merupakan daun tunggal yang hanya tumbuh di ujung-ujung ranting. Daun
pada Anacardium occidentale L. merupakan daun tidak lengkap
karena hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina),
lazimnya disebut daun bertangkai. Daun bertangkai pendek (1,5-3 cm), daun
berbentuk bulat telur sungsang dan guratan rangka daunnya terlihat jelas
bulat telur terbalik, kebanyakan dengan pangkal runcing dan ujung membulat.
Helaian daun tunggal, warna hijau kekuningan sampai hijau tua kecoklatan, panjang
4 cm sampai 22 cm, lebar 2 cm samapai 15 cm, ujung daun membulat (rotundatus)
tidak terbentuk sudut sama sekali, pangkal daun runcing (acutus) yakni
jika kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju ke
atas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk suatu sudut lancip (kurang
dari 90º).
Tepi daun rata (integer),
tulang daun menyirip (penninervis) mempunyai satu ibu tulang yang
berjalan dari pangkal ke ujung dan merupakan terusan dari tangkai daun,
permukaan atas dan bawah daun licin (laevis) terlihat mengkilat (nitidus),
dan daging daun coriaceus. Tangkai daun berbentuk silindris dan tidak menebal
pada bagian pangkalnya.
6. Daun
Bunga Sepatu
Habitus
Merupakan tanaman perdu dengan ketinggian sekitar 2
meter
Akar
Mempunyai sistem perakaran tunggang
Batang
Arah tumbuh batang erectus dengan pola percabangan
sympodial. Bentuk batang bulat (teres).
Daun
Termasuk daun tunggal. Terdiri atas petiolus dan
lamina. Bangun daun ovalis dengan tulang daun penninervis. Tepi daun serratus,
terdapat stipula, duduk daun tersebar
Bunga
Bunga merupakan plantamultiflora, bentuk umum bunga
actinomorph. Perhiasan bunga terdiri atas calyx 5 sepal dan epycalix, corolla 5
tepal lepas. Kelamin bunga terdiri atas stamen dan pystilum. Stamennya seberkas
satu (monodelphus) membentuk tabung membungkus putik (stamenalcollum). Duduk
anthera basifik. Pystilum terdiri atas stylus dan stigma yang bercabang tiga.
Letak ovarium suferum dengan bakal biji axilaris.
7. Bunga pukul empat
Bunga pukul empat (Mirabilis jalapa
L) adalah tanaman yang dapat tumbuh di mana saja. Tanaman ini banyak
dimanfaatkan sebagai tanaman hias di pekarangan atau sebagai pagar pembatas
rumah. Bunga pukul empat disebut pula bunga sore, disebut demikian karena
bunganya mekar saat sore hari dan dapat bertahan hanya sekitar beberapa jam
saja. Pada pangkal bunga saat dipetik, akan keluar setitik air yang mempunyai
rasa manis. Selain nama di atas, tanaman ini punya nama lain yaitu: kembang
pagi sore, bunga waktu kecil (Sumatra); kederat, segerat, tegerat (Jawa); kupa
oras, cako raha (Maluku); bunga-bunga paranggi, bunga-bunga parengki
(Sulawesi); dan Zi Mo li (China).
Tumbuhan bunga pukul empat mempunyai variasi yang beragaman, diantaranya
terlihat pada morfologi luar tubuhnya yakni perbedaan warnanya, terdapat bunga
pukul empat berwarna putih, putih ungu, kuning, merah dan masih banyak lagi
jenisnya.
Berikut klasifikasi bunga pukul empat :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
:
Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Hamamelidae
Ordo
: Caryophyllales
Famili
: Nyctaginaceae
Genus
: Mirabilis
Spesies :
Mirabilis jalapa L.
Morfologi Tumbuhan Mirabilis jalapa L.
DAUN (FOLIUM)
Daun Mirabilis jalapa L termasuk daun yang tidak lengkap karena hanya
memiliki helaian daun, dan tangkai daunnya saja. tepi daun rata
(integer),letaknya berhadapan. Termasuk daun majemuk menyirip genap.
–
Bangun Daun (Circumcriptio)
Mirabilis jalapa L memiliki bangun daun atau bentuk daun yaitu banguns egitiga
(triangularis), yaitu bangun segitiga yang sama ketiga sisinya.
–
Pangkal Daun (Baifolii)
Bentuk pangkal daun pada Mirabilis jalapa L yaitu rompang atau rata(truncatus),
ini terdapat pada bangun segitiga, delta, dan tombak.
–
Susunan Tulang Daun (Nervatio Atau
Venatio)
Susunan tulang daun pada tanaman Mirabilis jalapa L yaitu susunannya menyirip
(penninervis), daun yang seperti ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan
dari pangkal ke ujung, dan merupakan terusan pangkal daun.Dari ibu tulang ini
ke samping keluar cabang-cabang seperti mengingatkan kita pada susunan sirip
pada ikan.
–
Ujung Daun (APEX FOLII)
Ujung daun pada Mirabilis jalapa L yaitu meruncing (acuminatus), seperti
pada ujung yang runcing, tetapi titik pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih
tinggi dari dugaan, hingga ujung daunnya nampak sempit panjang dan
runcing. Daging Daun (INTERVENIUM)
Daging daun pada Mirabilis jalapa L, daging daunnya tipis seperti selaput
(membranaceus). Sifat lainnya pada daun adalah warnanya yaitu hijau, dan
permukaannya gundul (glaber).
-Tata Letak Daun (PHYLLOTAXIS ATAU DISPOSITIO FOLIORUM)
Tata letak daun pada batang pada tanaman Mirabilis jalapa L, yaitu
berhadapan bersilangan (opposite decussata).
BATANG (CAULIS)
Batang pada Mirabilis jalapa L merupakan batang basah (herbaceus), yaitu batang
yang lunak dana berair.
– Bentuk Batang
Bentuk batang pada Mirbilis jalapa L yaitu bulat (teres)
-Arah Tumbuh Batang
Arah tumbuh batang pada Mirabilis jalapa L yaitu tegak lurus (erectus), yaitu
jika arahnya lurus keatas.
AKAR (RADIX)
Sistem perakaran pada Mirabilis jalapa L merupakan sistem akar tunggal,
yaitu jika akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokokyang bercabang cabang
menjadi akar-akar yang lebih kecil. Warnanya berwarna putih.
Bunga pukul empat merupakan tanaman hias, pada
umur 3 bulan tanaman ini baru mulai berbunga Bunga pukul empat termasuk dalam
suku kampah – kampahan. Bunganya seperti terompet kecil, warna bunga tergantung
jenisnya, ada yang merah, putih, kuning, bahkan kadang-kadang dalam satu pohon
terdapat warna campuran. Batangnya tebal dan tegak tidak berbulu dan banyak
bercabang-cabang. Daunnya berbentuk seperti gambar hati berujung runcing dan
panjangnya 3 – 15 cm. lebarnya 2 – 9 cm. Bijinya bulat berkerut, jika sudah
masak berukuran 8 mm. Pada waktu muda bijinya berwarna hijau, kemudian berubah
menjadi hitam kehitaman. Akhirnya pada saat matang bewarna hitam sepenuhnya.
Buahnya keras, berwarna hitam, berbentuk telur dan bila sudah tua di dalamnya
terdapat zar tepung yang mengandung lemak. Tanaman ini biasanya tumbuh liar
tidak terpelihara.
Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan. Di Indonesia hampir ditanam
dimana-mana sehingga mudah dijumpai karena tanaman ini mudah beradaptasi dengan
iklim tropik, dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi.
Bunga Pukul empat merupakan tanaman tropis, dapat tumbuh sampai
ketinggian 1.200 m di atas permukaan laut. Suhu yang dikehendaki berkisar
antara 26 – 30° C, meskipun suhu lingkungan sejuk, namun demikian juga
membutuhkan sinar matahari yang cukup. Tanah yang dikehendaki untuk pertumbuhan
Bunga Pukul Empat adalah tanah yang gembur, subur, dengan pH tanah 6 – 7.
Bunga pukul empat tidak dapat setiap saat mekar. Mekarnya hanya pada jam-jam
tertentu saja, yaitu pada sore hari.
Menurut berbagai penelitian, gerak mekarnya bunga tersebut karena pengaruh
berbagai faktor yang salling terkait, cahaya, suhu, kelembapan udara di
sekitarnya. Faktor-faktor tersebut yang menyebabkan terjadinya perubahan turgor
pada bunga, sehingga bunga mekar.
8. Kangkung (Ipomoea aquatica
Forsk.),
juga dikenal sebagai Ipomoea reptans
Poir1. merupakan sejenis tumbuhan
yang termasuk jenis sayur-sayuran
dan di tanam sebagai makanan. Kangkung banyak dijual di pasar-pasar. Kangkung
banyak terdapat di kawasan Asia
dan merupakan tumbuhan yang dapat dijumpai hampir di mana-mana terutama di
kawasan berair.
Masakan yang populer yang menggunakan kangkung adalah kangkung goreng belacan.
Kangkung juga merupakan makanan salah satu spesies hewan Chersina, atau kura-kura.
Ada dua bentuk kangkung. Kangkung mempunyai daun yang licin
dan berbentuk mata panah, sepanjang 5-6 inci. Tumbuhan ini memiliki batang yang
menjalar dengan daun berselang dan batang yang menegak pada pangkal daun.
Tumbuhan ini bewarna hijau pucat dan menghasilkan bunga bewarna putih,
yang menghasilkan kantung yang mengandung empat biji benih. Terdapat juga jenis
daun lebar dan daun tirus.
|
Kerajaan:
|
|
Divisi:
|
|
Kelas:
|
|
Ordo:
|
|
Famili:
|
|
Genus:
|
|
Spesies:
|
I. aquatica
|
|
|
|
9. Jagung (Zea mays L.)
a. Morfologi
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang, merupakan bangun pita
(ligalatus), ujung daun runcing (acutus), tepi daun rata (integer), antara
pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang
daun, permukaan daun licin dan ada yang berambut.
b. Klasifikasi
|
Kerajaan:
|
|
(tidak
termasuk)
|
|
(tidak
termasuk)
|
|
Ordo:
|
|
Famili:
|
|
Genus:
|
|
Spesies:
|
Z. mays
|
|
|
|
10. B. Jarak merah ( Jatropha gossypifolia)
a. Morfologi
Jarak merah (Jatropha gossypifolia) tergolong kedalam kelompok tanaman berdaun
tidak lengkap. Hal ini karena pada bagian daunnya hanya memiliki petiolus
(tangkai daun) dan lamina (helaian daun), tanpa memiliki vagina (pelepah daun).
Circumscriptio atau bangun daunnya berbentuk orbicularis (bulat). Dikatakan
memiliki bangun daun berbentuk orbicularis karena pada perbandingan panjang dan
lebar, jarak merah yaitu 1 : 1.
Memiliki intervenium (daging daun) yaitu tipis lunak (herbaceus). Pada bagian
margo folii, daunnya bergerigi (serratus). Pada bagian apex folii, daunnya
meruncing (acuminatus). Karena pada titik pertemuan kedua tepi daunnya jauh
lebih tinggi dibandingkan dengan ujung daun yang berbentuk runcing (acutus),
dan ujung daun nampak sempit memanjang dan runcing.
Bagian basis foliinya berlekuk (emarginatus), hal ini ditemukan pada daun-daun
bangun jantung, ginjal, dan anak panah. Permukaan daunnya yaitu gundul
(gleber). Susunan tulang-tulang daun (nervatio) dari jarak merah adalah menjari
(palminervis). Dikatakan menjari, karena dari ujung tangkai daun keluar
beberapa tulang yang memencar, memperlihatkan susunan jari-jari seperti tangan.
b.
Klasifikasi
Klasifikasi jarak merah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Devisi : Magnoliophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Euphobiales
Family : Euphorbiaceae
Genus : Jatropha
Spesies : Jatropha gossypifolia L.
11. C. Kamboja (Plumeria
acuminate)
a. Morfologi
Kamboja merupakan daun yang tidak lengkap karena pada bagian daunnya hanya memiliki
tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) tanpa memiliki upih daun
(vagina).
Bangun daun (circumscriptio) berbentuk sudip (spathulatus), dikatakan sudip
karena seperti bangun bulat telur, tepi daun (margo) rata (integer), ujung daun
(apex) tumpul (obtusus) karena pada tepi daun yang semula masih agak jauh dari
ibu tulang, cepat menuju ke suatu titik pertemuan, hingga terbentuk sudut yang
tumpul (lebih besar dari 900 )
Pada bagian pangkal (basis) runcing (acutus), pangkal daun ini biasanya terdapat
pada daun bangun memanjang, lanset dan belah ketupat, permukaan daun licin
suram (laevis apacus), susunan tulang daun menyirip, dikatakan menyirip karena
mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung, dan merupakan
terusan tangkai daun, dari ibu tulang daun ini ke samping keluar tulang-tulang
cabang sehingga mengingatkan kita pada sirip-sirip pada ikan, (anonim2 2010).
b.
Klasifikasi
Berikut ini klasifikasi kamboja (plumeria acuminate) :
Kingdom : Plantae
Devisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Opocynales
Family : Apocyanaceae
Genus : Plumeria
Spesies : Plumeria acuminate Ait.
12. D. Biduri (Calotropis
gigantea)
a. Morfologi
Daun biduri merupakan daun tidak lengkap, bertangkai pendek, letaknya
berhadapan. Helaian daun berbentuk bulat telur (ovatus) atau bulat panjang,
ujung (apex) tumpul (obtusus), pangkal (basis) berbentuk jantung, tepi (margo)
rata (integer), pertulangan (nerfatio) menyirip (penninerfis), panjangnya 8-30
cm, lebar 14-15 cm, berwarna hijau muda. (anonim2, 2009)
b.
Klasifikasi
Klasifikasi biduri sebagai berikut :
Kingdom : Plantea
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Family : Asclepiadaceae
Genus : Calotropis
Spesies : Calotropis gigantea
13. E. Sirih
a. Morfologi
Helaian daun berbentuk bundar telur lonjong, pada bagian pangkal
berbentuk jantung atau agak bundar, tulang daun bagian bawah gundul atau
berambut sangat pendek, daging daun tebal , berwarna putih, panjang 5 cm sampai
18 cm, lebar 2,5 cm sampai 10,5 cm, (Ditjen POM, 1995).
b. Klasifikasi
Sistematika sirih ( Heyne, 1987) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnolyophyta
Kelas : Dycotyledoneae
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : Piper betle L.
14. tanaman Nothopanax scutellarium
Tanaman ini sering kita
temui sebagai tanaman pagar. Menanamnya pun tergolong mudah, hanya perlu
potongan batang lalu tanam di tanah hingga masuk beberapa cm. Selain sebagai
tanaman hias, daun mangkokan (Nothopanax Scutellarium) banyak
dimanfaatkan sebagai bumbu dapur. Daunnya yang muda enak dimakan dan beraroma
khas.
Klasifikasi:
Kingdom: plantae (tumbuhan)
Subkingdom:tracheobionta
(tumbuhan berpembuluh)
Superdivisi:
spermathophyta(menghasilkan biji)
Divisi:
magnolophyta(tumbuhan berbunga)
Kelas: magnoliopsida(berkeping
dua/dikotil)
Sub kelas: Rosidae
Ordo : apiales
Family: araliaceae
Genus:nothopanax
Spesies: Nothopanax
scutellarium Merr (pom,2003).
Bentuk morfologi daun:
Daunnya tunggal,
bertangkai, agak tebal, berupih sehingga termasuk daun tunggal sempurna. Mempunyai
bangun daun (circumsriptio) bulat (orbicularis) dengan tepi
menekuk ke atas hingga menyerupai mangkuk, karenanya orang menyebut sebagai
daun mangkokan dan pada zaman dahulu orang sering menggunakan sebagai pengganti
wadah makanan. Morfologi yang lain dari daun ini adalah mempunyai pangkal daun
(basis) berbentuk jantung (cordatus), tepi (apex)
bergerigi (serratus), diameter 6-12 cm, warna daunnya hijau tua.
Daun Nothopanax
scutellarium Merr memiliki daging daun atau intervenium agak kaku
seperti kulit (coriaceus).permukaan helaian daun licin (laevis),
sisi bawah gundul dengan pertulangan daun (nervatio) menyirip (penninervis)
dan cabang cabang tulang daun melengkung bercabang di ujung ke arah ujung daun,
ibu tulang daun jelas menonjol pada sisi bawah.
Duduk daun (phyllotaxis)
Nothopanax scutellarium Merr adalah tersebar (folia sparsa). Dengan
jika di buat diagram daun memiliki deret fibonaci ½. Yang artinya untuk
mencapai dua daun yang tegak lurus satu sama lain harus melewati 2 dua daun.